Senin, 21 Oktober 2013

SIKLUS PDCA

MUTU LAYANAN KEBIDANAN
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN SIKLUS PDCA





DISUSUN OLEH
DIAN YUNI LESTARI       (11.14.995)
VIANDINI DWI                   (11.14.1053)
YENI ERNAWATI              (11.14.1056)



            AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA
SURABAYA 
2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Penyelesaian Masalah dengan Siklus PDCA tepat pada waktunya. Asuhan kebidanan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam penyelesaian penulisan makalah, antara lain :
1.        Sugiarti, SKM, M.Kes., selaku Direktur Akademi Kebidanan  Griya Husada Surabaya
2.        Henny Juaria, SKM., M.Kes, selaku pengampu mata kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan di Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya
3.        Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi meningkatkan mutu makalah ini pada masa mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi petugas kesehatan dan teman – teman sejawat lainnya.

Surabaya,   Oktober 2013

Penulis




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.
Mutu pelayanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan bersifat multi dimensional. Artinya setiap orang dapat berbeda persepsi penilaiannya tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai. Salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan adalah dengan menggunakan siklus PDCA.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan siklus PDCA?
2.      Bagaimana contoh pemecahan maslah dengan siklus PDCA?

1.3    Tujuan
1.      Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus PDCA.
2.      Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan siklus PDCA.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1    Pengertian Siklus PDCA
PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi PDCA menjadi PDSA ("Plan, Do, Study, Act") untuk lebih menggambarkan rekomendasinya.

2.2    Siklus PDCA
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1.         Perencanaan ( Plan )
          Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakaisebagai pedoman dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan.
Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:
a      Judul rencana kerja (topic),
b      Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem   statement),
c      Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal, objective, and target),
d     Kegiatan yang akan dilakukan (activities),
e      Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
f       Biaya yang diperlukan (budget)
g      Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).

2.         Pelaksanaan ( Do )
        Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun.  Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :
a)    Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b)   Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c)    Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d)   Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.

3.    Pemeriksaan ( Check )
          Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :
a)    Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
b)   Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum berjalan dengan baik
c)    Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d)   Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan

    Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering dipergunakan yakni:
a      Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan adalah:
·      Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
·      Tetapkan jangka waktu pengamatan
·      Lakukan perhitungan penyimpangan

b      Peta kontrol (control diagram)
Peta kontrol adalah suatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah :
·      Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
·      Tentukan prosentase penyimpangan
·      Buat grafik penyimpangan
·      Nilai grafik

    4.  Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai.
Cara melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan
1.        Lihat daftar tilik
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berisi daftar kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien, dsb.

2.        Lihat sasaran penilaian
a)    Observasi : mengamati pada saat pelayanan
Observasi: suatu penyelidikan yg dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan dgn menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yg langsung (Bimo Walgito, 1987:54)
ü  dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.
ü  direncanakan secara sistematis.
ü  hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn tujuannya.
ü  dpt diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya
ü  bersifat kwantitatif.

b)   Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman
Kartono (1980: 171) interview (wawancara) : suatu percakapan yg diarahkan pd suatu masalah ttt; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.
Dalam proses interview terdapat 2 pihak dgn kedudukan yg berbeda. pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, lainnya berfungsi sebagai pemberi informasi (Information supplyer), interviewer atau informan.
Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan (penjelasan), sambil menilai jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban interviewee dgn kata-kata lain), mengingat-ingat & mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan-keterangan lebih lanjut & berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan) .

c)    Dokumen : sebuah tulisan yg memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di kertas & informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media elektronik. melihat kelengkapan dokumen rekam medik, register, buku catatan.

2.3 Contoh Masalah yang Diselesaikan dengan Siklus PDCA
1. PLAN
Masalah                     
Sarana dan Prasarana Ruang Neonatus di Rumah Sakit Soedomo Trenggalek yang kurang memadai dan belum memenuhi standar.

Judul Rencana          
Upaya Meningkatkan Mutu pada Sarana dan Prasarana Ruang Neonatus di Rumah Sakit Soedomo Trenggalek.

Rumusan Masalah dan Uraian Masalah
a.         Mengapa
Mengapa dilakukan upaya peningkatan mutu pada sarana dan prasarana ruang neonatus di Rumah Sakit Soedomo Trenggalek?
Jawab : karena sarana dan prasarana ruang Neonatus di Rumah Sakit Soedomo Trenggalek kurang memadai dan belum  memenuhi standar..
b.         Apa
Apa tujuan dilakukannya upaya peningkatan mutu pada sarana dan prasarana Ruang Neonatus di RS Soedomo Trenggalek?
Jawab : Untuk memenuhi standar tentang sarana dan prasarana yang telah ditetapkan dan mampu memberikan kepuasan pada klien.
c.         Siapa
Siapa yang menjadi sasaran dalam upaya peningkatan mutu pada sarana dan prasarana di Ruang Neonatus di RS Soedomo Trenggalek?
Jawab : klien atau orang tua maupun keluarga bayi di Ruang Neonatus RS Soedomo Trenggalek serta petugas yang ada di Ruang Neonatus RS Soedomo Trenggalek.


d.        Dimana
Dimana dilakukannya upaya peningkatan mutu pada sarana dan prasarana tersebut?
Jawab : Di Ruang Neonatus RS Soedomo Trenggalek.
e.         Kapan
Kapan dilakukan upaya peningkatan mutu pada sarana dan prasarana di Ruang Neonatus di RS Soedomo Trenggalek?
Jawab : pada bulan Oktober minggu pertama samapai minggu ketiga.
f.          Bagaimana
Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu sarana dan prasarana di Ruang Neonatus  RS Soedomo Trenggalek?
Jawab : dengan pengadaan sarana dan prasarana yang belum terpenuhi serta mengganti sarana dan prasarana yang sudah tidak layak pakai.

Rumusan Tujuan
Untuk memenuhi standar mengenai sarana dan prasarana yang telah ditetapkan agar mutu layanan di Ruang Neonatus RS Soedomo Trenggalek mengalami peningkatan.

Uraian Kegiatan
1.    Menyebarkan kuesioner pada Ibu /keluarga bayi di Ruang Neonatus RS Soedomo Trenggalek mengenai sarana dan prasarana yang telah tersedia dan bagaimana tanggapannya. Target responden 250 orang ibu /keluarga bayi di Ruang Neonatus RS Soedomo Trenggalek.
2.    Melakukan interview dengan para petugas pelaksana tentang kendala yang dirasakan mengenai sarana dan prasarana yang ada saat itu.
3.    Mengadakan sarana dan prasarana yang belum terpenuhi dan mengganti sarana dan prasarana yang sudah tidak layak pakai.

Kriteria Penilaian
1.      Kuesioner, dikatakan berhasil bila ada 250 orang responden yang mengisi kuesioner
2.      Interview, dikatakan berhasil jika petugas pelayanan menghadiri interview dan menjawab pertanyaan interview dengan baik
3.      Pengadaan sarana dan prasarana serta penggantian sarana dan prasarana yang sudah tidak layak pakai dikatakan berhasil jika sudah sesuai standar yang telah ditetapkan.

Waktu
KEGIATAN
OKTOBER 2013
1
2
3
Penyebaran kuesioner



Interview petugas



Pengadaan sarana dan Prasarana



Tabel 2.1 Gant Chart waktu pelaksanaan kegiatan di Ruang Neonatus RS Soedomo Trenggalek.

Pelaksana
1.    Team Badan Penjamin Mutu Rumah Sakit Soedomo Trenggalek sebagai panitia pelaksana
2.    Kepala Rumah Sakit Soedomo Trenggalek.
3.    Bidan di Rumah Sakit Soedomo Trenggalek.
4.    Narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Trenggalek.

Biaya
1.         Kuesioner
          Fc kuesioner                : 250 x Rp 100            =          Rp 25000,00

2.         Pengadaan Sarana dan Prasarana                    Rp 500.000,00
3.         Narasumber                                                     Rp 200.000,00
4.         Konsumsi                                                        Rp 100.000,00
5.         Lain-lain                                                          Rp 150.000,00


2. DO
Tanggal Pelaksanaan
Jenis Kegiatan
1 Oktober 2013 s/d 7 Oktober 2013
Penyebaran kuesioner bagi ibu /keluarga bayi
10 Oktober 2013
Interview petugas kesehatan
16 Oktober 2013
Pengadaan sarana dan Prasarana

6.      CHECK
JENIS KEGIATAN
HASIL KEGIATAN
Penyebaran kuesioner bagi bumil
Responden yang mengisi kuesioner hanya 145 orang dan 30 di antaranya mengisi asal – asalan
Interview petugas kesehatan di Ruang Neonatus RS Soedomo Trenggalek.
Petugas mengikuti kegiatan interview dan menjawab pertanyaan interview dengan baik (mengatakamn kendala mengenai sarana dan prasarana di Ruang Neonatus RS Soedomo Trenggalek.)
Pengadaan Sarana dan Prasarana
Sebagian sarana dan prasarana sudah disediakan meskipun masie belum sesuai standar.

4. ACTION
1.    Penyebaran kuesioner diganti dengan mewawancarai ibu/keluarga bayi di ruang neonatus RS Soedomo Trenggalek, sehingga petugas dapat menggali lebih dalam tentang yang dirasakan bumil mengenai sarana dan prasarana yang telah ada.
2.    Menyediakan kotak saran.


BAB 3
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Siklus PDCA merupakan metode untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan menemukan solusi tepat dalam mengatasi sampai memperkecil masalah yang timbul dalam proses berorganisasi. Siklus PDCA memiliki empat tahap yang harus dilalui untuk mendapatkan `masalah yang dihadapi 'ke` masalah harus diselesaikan'. Keempat tahap tersebut diantaranya Plan-Do-Check-Act.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan di sebuah organinsasi, terutama organisasi kesehatan, tentu adanya siklus ini sangat membantu untuk menyelesaikan masalah yang ada di organisasi tersebut.




DAFTAR PUSTAKA

Yulifah, Rita, dkk. 2009. ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS. Jakarta: Salemba Medika.
Saifuddin (2003), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBPSP, Jakarta
Amiruddin (2007), Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pelayanan Kesehatan
Prawirohardjo S. Keluarga Berencana Dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, 1999.
Prawirohardjo S. Kontrasepsi dalam Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, 1999.

*      






Tidak ada komentar:

Posting Komentar